Kamis, 06 Januari 2011

Anastesi Umum

Definisi
Anastetika umum yaitu obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa (Yun.an = tanpa,aisthesis = perasaan)yakni suatu keadaan depresi umum yang bersifat reversibel dari pusat SSP, diman seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga mirip pingsan.
Anestetika digunakan dalam pembedahan dengan maksud mencapai keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi pembedahan, serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi). Untuk pembedaham umumnya digunakan kombinasi hiptonika, analgetik dan relaksansia otot.
Istilah narkotikum yang dahulu digunakan untuk anastetika umum, sekarang sudah ditinggalkan karena dapat menimbulkan kekeliruan dengan istilah hukum ‘narcotic drug’ ( = obat narkotik, dahulu disebut obat bius).

Klasifikasi
Berdasarkan cara penggunaannya, anastesi umum dibagi dalam dua kelompok, yakni :
1.      Anastesi Inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran, dan sevofluran.
Obat – obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Keuntungannya adalah resorpsi yang cepat melalui paru – paaru, seperti juga ekskresinyamelalui gelembung paru (alveoli) dan biasanya dalam keadan utuh. Pemberiannya mudah dipantau dan bila parlu setip waktu dapat dihentikan. Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anastesi.
Dewasa ini, senyawa kuno eter,kloroform,trikloretilen, dan siklopropan praktis tidak digunakan lagi karene efek sampingnya.
2.      Anastesi intravena : tiopetal, diazepam dan midazolam, ketamin dan propofol.
Obat – obat ini juga dapat diberikan dalam sediaan supposutoria secara rektal, tetapi resorpsinya kurang teratur. Obat – obat ini terutama digunakan untuk mendahului       ( induksi ) anastesi total, atau memeliharanya, juga sebagai anastesi pada pembedahan singkat.

Mekanisme Kerja

Sebagai anastesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing – masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, reaksi, melemaskan otot, maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi secepat- cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi , yang kemudian diturunkan sampai hanya sekadar memelihara kesimbangan antara penberian dan perngeluaran ( ekshalasi ). Keuntungan anastesi-inhalasi dibandingkan dengan anstesi-intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat dalam mengubah kedalaman anastesi dangan mengurangi konsentrasi gas/uap yang diinhalasi.
Kebanyakan anastetika umum tidak dimetabolisasikan oleh tubuh, karena tidak bereaksi secara kimiawidengan zat-zat faali. Oleh karena itu, teori yang mencoba menerangkan khasiatnya didasarkan atas sifat fisiknya, misalnya tekanan parsial dalam udara yang diinhalasi, daya difusi dan kelarutannya dalam air, darah dan lemak. Semakin besar kelarutan suatu zat dalam lemak, semakin cepat difusinya di jaringan lemak dan semakin cepat tercapainya kadar yang diinginkan dalam SSP.
Mekanisme kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anastesi umum dibawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil. Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anastesia.


Tahapan anestesia
1. Stadium 1 (analgesia)
-      Saat pemberian zat anestetik kesadaran akan hilang
-      Pasien masih ikuti perintah,rasa sakit hilang
-      Dapat dilakukan bedah ringan

2. Stadium II (delirium/eksitasi)
- Hilangnya kesadaran pada permulaan pembedahan
-Eksitasi dan gerakan tidak menurut kehendak: tertawa, takikardi, muntah dll
- Dapat terjadi kematian
Stadium I dan II : tahap induksi

3. Stadium III (anestesia,pembedahan)
- Pernapasan teratur
- Refleks kepala digerakkan ke kanan & kiri dengan bebas, juga tangan
-      Gerakan bola mata tidak menurut kehendak

4. Stadium IV (paralisis medula oblongata)
-      Lemahnya pernapasan perut
-      Tekanan darah tak terukur
-      Jantung henti denyut mati



Premedikasi
Tujuan : mengurangi kecemasan, memperlancar induksi, mengurangi keadaan gawat anestesi, mengurangi hipersalivasi, bradikardi dan muntah sesudah atau selama anestesi.
-Diberikan pra operasi
-Obat yang digunakan : analgesik narkotik, sedatif barbiturat & non barbi-turat, antikolinergik, penenang.

· Analgesik narkotik
-Morfin dosis 8-10 mg i.m   kurangi kecemasan & ketegangan pasien terhadap operasi, mengurangi rasa sakit, menghindari takipnea.
-Kerugian : memperpanjang waktu pemulihan
-ESO: konstipasi, retensi urin, hipotensi, depresi napas

·  Barbiturat
-menimbulkan sedasi
-Pentobarbital , sekobarbital
-Keuntungan : tidak memperpanjang masa pemulihan, jarang mual & muntah, sedikit menghambat pernapasan

· Sedatif non barbiturat
-Jarang digunakan
-Kloralhidrat

·  Antikolinergik
-Atropin 0,4-0,6 mg i.v , skopolamin (jarang digunakan) untuk mancegah hipersekresi kelenjar ludah dan bronkus
· Obat penenang (tranquilizer)
- Derivat fenotiazin mamberi efek sedasi, anti aritmia, antihistamin, anti emetik
-Dikombinasi dengan barbiturat dan analgesik narkotik
-Trifluoperazin, prometazine

Farmakokinetik
- Dipengaruhi olah tekanan parsial zat anestetik dalam otak
Faktor penentu tekanan parsial :
1.Tekanan parsial anestetik gas yang diinspirasi
-Untuk mampercepat induksi : kadar gas yang diinspirasi harus lebih tinggi dari pada tekanan parsial yang diharapkan di jaringan
-Setelah tercapai, diturunkan untuk mempertahankan anestesi

2. Ventilasi paru
-Hiperventilasi dapat mampercepat masuknya gas anestetik ke sirkulasi dan jaringan
- zat larut dalam darah : halothan
3. Pemindahan gas anestetik dari alveoli ke aliran darah
- Membran alveoli mudah dilewati  gas anestetik secara difusi dari alveoli ke aliran darah
4. Pemindahan gas anestetik dari aliran darah ke seluruh jaringan tubuh
-Jarungan yang punya aliran darah cepat, keseimbangan  tekanan parsial lebih mudah tercapai    anestetik gas lebih mudah berpindah.

Penggolongan
Berdasarkan bentuk fisik :
1. Anestetik gas
- Potensi ringan      induksi dan operasi ringan
- Sukar larut dlm darah
-N2O :* gas tidak berwarna, tidak berbau, lebih berat dari pada udara, dikombinasi dg O2
* potensi anestetik lemah, induksi cepat
            * efek analgesik baik (N2O 20%) sering pada partus
* penggunaan lama : mual, muntah, lambat bangun
2. Anestetik yg menguap (volatile)
-Bentuk cair pada suhu kamar, anestetik kuat pada konsentrasi rendah, mudah larut dalam lemak,darah, jaringan      keseimbangan lambat dan induksi lama         perlu konsentrasi tinggi
- halothane, enfluran, isoflurane dll

- Halothane
  * tidak berwarna, bau enak,tidak mudah terbakar
  * efek anelgesik lemah, relaksasi otot baik, depresi pernapasan (+)
  * cegah spasme laring, bronkus, hambat salivasi
  * menghambat langsung otot jantung & pembuluh darah , turunkan akvitas saraf simpatis
  * vasodilatasi pembuluh darah otak (+)  otot lurik menyebabkan tekanan intra kranial meningkat
  * bradikdi (+)
  * hepatotoxicity (digunakan berulang),kurangi efektivitas oksi-tosin , alkaloid ergot
  * absorpsi & ekskresi : paru
-Enfluran
nAnestetik eter berhalogen tidak mudah terbakar
nInduksi cepat dan sedikit eksitasi
nSekresi kelenjar saliva dan bronkus sedikit meningkat sehingga tidak perlu atropin
nKadar tinggi, menyebabkan depresi kardiovaskular & stimulasi SSP, harus di
    hindari dengan menambah kadar rendah N2O
nRelaksasi otot lebih baik dari pada halothane
nKadar1% + N2O + O2  dapat  menurunkan tekanan intraokuler
nESO : menggigil ok hipotermi, gelisah, delirium, depresi napas, kelainan ringan fgs hati.
nSedian : induksi      enfluran 2-4,5% + O2 or camp N2O-O2; maintenance      0,5-3%

Isofluran (Forane)
nEter berhalogen tidak mudah terbakar
n induksi cepat, sedikit eksitasi
nRelaksasi otot polos      intubasi (+)
nTidak sebabkan sensitisasi jantung sehingga aritmia mengecil
nAman untuk gangg hati & ginjal,stimulasi SSP (-)
nHiperventilasi        TIK   
nSediaan : isofluran 3-3,5% dlm O2; + NO2-O2     induksi;
    maintenance : 0,5%-3%

3. Anestetik diberikan melalui IV
Barbiturat
Ketamin
Fentanil dan droperidol
Diazepam

Efek samping
            Hampir semua obat anastetik umum mengakibatkan sejumlah efek samping dan yang terpenting adalah :
- Menekan pernapasan yang pada anastesi dalam terutama ditimbulkan oleh halotan, enfluran, dan isofluran. Efek ini paling ringan pada N20 dan eter.
- Menekan sistem kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran, dan isofluran. Eek ini juga ditimbulkan oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang SS simpatis, maka efek keseluruhannya manjadi ringan.
- Merusak hati (dan ginjal), terutama senyawa klor,  misalnya kloroform.
- Oliguri (reversible) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga pasien perlu dihidratasi secukupnya.
- Menekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan (menggigil) pasca bedah.
Cara pemberian anestetik
1. Open drop method
- Untuk anestesi yang menguap
- Zat diteteskan pada kapas diletakkan depan hidung untuk dihisap
2. Semi open drop method
-Cara sama no 1, tetapi digunakan masker untuk menguurangi terbuangnya zat anestetik

3. Semi closed method
-Udara dihisap bersama O2 murni, dilewatkan pada vaporizer sehingga kadar zat anestesi dapat ditentukan
- Udara yang dikeluarkan dibuang ke udara luar
-dalamnya anestesi dapat diatur
4. Closed method
- Hampir sama no 3, tetapi udara ekspirasi dialirkan via NaOH
yg dapat mengikat CO2  sehingga udara mengandung anestetik reuse
- hemat, aman, mudah
- Cara pemberian : i.v, i.m

Daftar pustaka : 

Tjay, Tan Hoon dan Kirana, Raharja.2002.Obat-obat Penting,Khasiat,Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya.Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gremedia.  


Tambayong, dr. Jan, 2001. Farmakologi Untuk Keperawatan. Widya Medika : Jakarta.
 Purwanto, SL. 1992. DOI. Grafidian Jaya : Jakarta.


Kee, Joyce L dan Evelyn Hayes R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. ECG : Jakarta.
 
Neal, M.J, 2005. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Ke Lima. Erlangga : Jakarta.
 
Katzung, Bertam G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, salemba medika : Jakarta.
   

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Black Flaming